Rabu, 25 Februari 2015

Anak bernama Fhalik

Ini ceritanya masih nyambung, mumpung masih ingat kejadian pas kelas satu tapi bedanya adalah di dialog antar tokohnya atau apalah itu.
               
  Jadi dua bulan setelah masuk sekolah, entah kenapa aku dipindahkan ke bangku lain. Mungkin karena gurunya nganggap aku terlalu ribut atau apalah tapi pokoknya aku dipindahkan ke tempat duduk yang sangat tidak strategis soalnya kalok ditengok dari meja guru, apapun yang kulakukan pasti Nampak. Kurasa kalau kentut pun pasti kecium ma ntuh guru, tapi aku gapapa dipindahkan soalnya temen sebangku aku yang baru adalah cewek.
               
  Jadi temen sebangku yang baru namanya Najla, kulitnya hitam manis dan rambutnya warna hitam. Pertama kali aku kenalan ama dia, aku merasa dia orangnya cuek tapi lama kelamaan dia ternyata orangnya baik kok dan sampai sekarang tiap kali ketemu kami pasti sapa-sapaan.
                
Tapi bukan hanya dia cewek yang duduknya deket aku, soalnya dulu yang duduk didepan aku ama si Najla adalah dua orang cewek. Yang satu namanya Divana, orangnya pendek tapi kulitnya putih dan kalok gak salah rambutnya hitam. Yang satu lagi sih kalok gak salah namanya si Chairunnisa, orangnya tinggi dan kulitnya putih.
               
  Nah di depan dua orang itu baru ada dua orang cowok. Yang satu namanya Adipha, kulitnya warna coklat dan rambutnya warna hitam. Dan kalo yang satu lagi adalah si Fhalik, orangnya kecil mentitil, kulitnya putih dan rambutnya berwarna kepirangan. Warna rambutnya yang kepirangan ditambah kulitnya yang berwarna putih itu sering membuat orang berpikir bahwa dia keturunan bulek, hal itu sering membuatnya diajak foto ama orang tak dikenal.
               
  Jadi seperti yang dulu aku katakan pas post pertama aku ini bukan cowok yang pemes, jadi saat keluar bermain aku hanya ikut-ikutan ama Dafa, Audy, Egi, Yazid dan Fhalik bermain perang-perangan ala NARUTO soalnya dulu dikelas kami itulah yang selalu kami bicarakan, sampai-sampai kalau ga punya komik NARUTO maka gak bisa join dengan kami.
              
  “Hoi, siap-siap lu ya. Nah terima nih Raaaa-sengan.” Teriak Dafa lalu melemparkan kertas yang sudah digulung-gulung menjadi bola.
                
“Ha sialan dia ngeluarin jurus pamungkas.” Teriak Audy lalu melompat ala Power Rangers yang terkena serangan monster.
               
  Aku hanya menatap Audy lalu ikut-ikutan pura-pura mati dan jatuh ke lantai.
               
  “Mwahahahahah, kami menang. Hahahaha.” Terdengar suara Egi yang setim dengan Dafa, mereka berdua ecek-eceknya berlari sambil melompat-lompat penuh kemenangan.
               
  “Hei kami belum kalah” Audy yang tadi terjatuh, bangkit lagi lalu menatap Dafa. Dia memandang sekeliling lalu saat sadar bahwa kelas sepi dia lanjut berbicara “Terima nih, balasanku. Jurus: Kentut bau telur busuk.”
                
Seakin baunya aku hampir pingsan tapi karena jurus Audy itulah kami berhasil memenangkan ronde hari itu.

              
  “Hei Co kita jalan jalan yuk.” Ajak Dafa saat pulang sekolah.
               
  Dulu itu aku bukanlah anak yang bisa keluyuran sembarangan sebab aku berlangganan becak dan kalok becaknya ngambek, yah aku ga bisa sekolah keesokan harinya.
               
  “Kemana nih ? Jangan jauh-jauh dari sekolah biar aku bisa balik kesini untuk dijemput.” Balasku.
               
  “Udah bagusan kita rampok KFC aja.” Usul Audy yang bodoh itu kami hiraukan.
               
  “Rumahku aja yok, lagi ga ada orang nih. Kita bisa nonton *ehem ehem*.” Egi juga mengusulkan sesuatu yang aneh. Tapi tampak mata Dafa dan Audy mulai berbinar-binar.
               
  “Gimana kalok kita nge-net aja, kan biar Marco mudah baliknya dan lagipula kita rame nih.” Nah usul Fhalik lumayan bagus dan paling masuk akal tapi sayangnya Yazid tidak suka main warnet jadi dia langsung pulang.
               
  Setelah pulang dari warnet, kami memiliki sekitar 20 menit untuk bermain-main di sekolah dan kami putuskan untuk bermain NARUTO-NARUTOan. Hari itu adalah hari rabu jadi yang ada di sekolah hanyalah anak-anak yang les. Sedangkan kami yang udah cabut se jam *Eh keceplosan semoga nyokap ga baca* jadi gak ada kerjaan karena absen lesnya udah dikumpul.
               
  “Ok, timnya gini: Aku, Egi dan Adipha setim sedangkan Marco, Audy dan Fhalik tim satu lagi.” Usul Dafa.
               
  “Lo, mau kena jurus kentut bau telur busuk lagi ?” Lece Audy sambil tertawa kecil. Dalam hatiku aku berharap bahwa dia gak ngeluarin jurus itu soalnya baunya nauzubile kayak kolor babe *Semoga bokap ga baca akwakwakwakwakwa*.
               
  “Jurus lu tuh bau bangke jadi hati-hati pas ngekernya, untung guru IPS kita tadi ga pingsan di kelas seakin baunya.” Ejek Egi.
               
  “Ok tujuan permainan kita kali ini adalah ngerebut gulungan ini” Dafa menyerahkan gulungan yang diikat dengan pita berwarna hijau kepada kami sedangkan menyimpan yang berpita merah. “Tim yang berhasil ngerebut gulungan ini adalah pemenangnya sedangkan tim yang kehilangan gulungannya dinyatakan kalah dan harus kentut dua puluh kali, eh push up maksudnya.” Lanjut Dafa.
              
  Kami bertiga berlari menuju perpustakaan sekolah sedangkan tim Dafa berlari kearah kantin 1. Di sekolah kami ada 4 kantin, kalo kantin satu berada dekat kelas kami, kantin 2 berada di dekat kamar mandi dan kantin 3 dan 4 ada di dekat ruangan OSIS yang sekarang sudah menjadi sanggar ekskul English Club.
                
“Nah sekarang kita belok masuk ke lorong ini lalu kita sergap mereka di kantin 1, Co kau memiliki tugas yang paling penting yaitu menjaga gulungan kita ini.” Audy yang merupakan ketua regu menyerahkan gulungannya kepadaku. Aku memberi tanda hormat lalu dia dan Fhalik berlari menuju kantin 1.
               
  Untuk beberapa menit aku merasa aman, malahan aku sempat mesan nasi goring di kantin 4 dan es teh manis. Namun saat aku melihat Egi mendekat dari kejauhan, aku langsung berlari meninggalkan jajananku itu.
               
  “Oalah Co Co, padahal aku cuma mau minta bagi es teh manis dianya malah lari. Udah ah aku habisin sekalian daripada mubazir.” Aku mendengar Egi bergumam saat aku sudah berlari menjauh. Aku langsung menepuk jidatku sambil meratapi nasibku.
               
  Karena kebelet buang air kecil atau BAK, aku pergi ke kamar mandi cowok namun sebelum aku memasuki kamar mandinya aku menyadari bahwa Dafa berlari ke arahku. Dengan cepat aku mengunci pintu kamar mandi yang berkarat itu dan karena panik aku tanpa sengaja menjatuhkan kunci itu ke dalam lubang yang ada di kamar mandi, alhasil aku terjebak di dalam sana dan mungkin tidak akan pernah keluar.
               
  Karena hal itu aku jadi tidak kebelet lagi namun sekarang aku merasa panik sekali, aku mendengar teman-temanku memanggil namun saat aku membalas panggilan mereka tidak ada yang datang. Aku mulai membayangkan kalau diriku harus meminum air bak untuk bertahan hidup dan kalau air itu habis maka aku harus meneguk air toilet yang eew bingitz itu.
               
  Tapi tiba-tiba ada yang mulai menendang pintu kamar mandiku. “Hei Marco, apa kau di dalam ?” Ternyata itu adalah Fhalik.
               
  “Iya lik aku ada di dalam nih. Kuncinya tanpa sengaja terjatuh ke dalam lubang dan aku tidak bisa mengambilnya.” Jawabku.
               
  “Ok tunggu biar kuhancurkan pintu ini.” Setelah dia mengatakan itu, pintunya langsung terbuka.
               
  Kami berdua langsung berlari meninggalkan kamar mandi agar tidak ketahuan oleh guru dan kembali bertemu lagi dengan Audy dan yang lain yang sudah berdiri di depan pagar. Setelah aku selesai memberitahu mereka tentang pengalamanku di toilet tadi, banyak komentar yang terlontar dari mereka.
               
  “Wah gila lu, kau pasti harus ganti tugi tuh.” Ejek Dafa.
               
 “Ah gak mungkin, kita diem diem aja kalok gitu.” Kata Adipha.
               
  “Iya betul tuh si Adipha, saudara macam apa lu ?” Balas Audy pada Dafa.

               
  Kami semua tertawa bersama-sama sambil menunggu yang lain pulang les. Aku menatap Fhalik lalu tersenyum, dia juga tersenyum balik. Itulah awal dari persahabatanku dengan si anak bernama Fhalik itu, walaupun nanti dimasa depan bakal ada beberapa masalah lainnya, tapi yah itukan cerita yang berbeda.    

Selasa, 03 Februari 2015

Salah beli celana

Namaku Marco, nama panjangnya udah ga usah tahu soalnya lucu banget dan sering jadi bahan ledekan di sekolah jadi cukup nama panggilannya aja. Ini blog pertamaku semoga kalian suka, di blog ku ini aku akan menceritakan berbagai pengalamanku. Pengalaman lucu, sedih, aneh dan juga saat mengejar cinta.  Aku bukan orang yang pemes pemes banget dan juga tidak terlalu tamvan (Ini disengaja bukan typo).
Jadi aku akan bercerita tentang kisahku saat kelas 1 SMP, kebetulan pada saat itu aku sakit dan gak bias ikut MOS atau Masa Oh no Sekolah !!!, sori sori salah maksudnya Masa Orientasi Siswa. Pada saat itu aku sakit jadi ga bias ikut MOS dan gara gara itu aku kehilangan kesempatan untuk kenal kenalan dan alhasil aku ga bisa pemes.
Jadi aku pertama sekolah itu langsung dibimbing oleh seorang guru bapak bapak berkumis ke sebuah ruang kelas. “Ini dia penjara ehh salah maksudnya ruang kelasmu nak, ini kelas 7-1.” Kata bapak itu, aku menelan ludah saat bapak itu mengatakan penjara.
“I-iya p-pak ma-makasih y-ya.” Aku masih sedikit gemetaran berbicara dengan guru yang baru kukenal, yah kalau seingatku sih seperti itu.
Seorang guru ibuk ibuk langsung keluar menemui guru bapak bapak itu. “Murid baru ya pak ?” Tanyanya sambil sekali sekali melirikku dan mengamatiku. Guru bapak  bapak itu mengganguk, guru ibuk ibuk itu pun mengajakku masuk dan bapak itu berjalan menjauh.
“Don’t leave me pak !!!” Mungkin itulah yang saat itu kukatakan dalam hati seakin takutnya masuk ke kelas dan memperkenalkan diri di depan segerombolan monyet, ehh salah manusia.
Aku mengikuti ibuk itu masuk ke dalam kelas tersebut, semua siswa lain yang ada dikelas itu menatapku dengan mata berbinar binar (Sebetulnya enggak sih tapi biar keren aja). Tapi saat aku berdiri di depan kelas itu ada satu hal yang membuatku senang, membuatku hampir tersenyum, membuatku hampir meloncat loncat sambil mengatakan “OH yeah” mungkin itu sudah terlalu berlebihan tapi ada satu hal pokoknya yang buat aku senang.
Mau tau apa ? kalo kagak tinggalkan saja blog ini dan carilah yang lebih bermanfaat namun kalo bener bener ingin tahu maka scroll down ke bawah untuk jawabannya.
.
.
Hal itu adalah saudaraku, ya saudaraku ternyata berada di dalam kelas yang sama sepertiku. Namanya Dafa Dio, orangnya konyol dan idiot sampai sampai q panggil Didot (Dafa idiot), Kulitnya putih dan selalu memakai kacamata.
Untungnya aku tidak disuruh oleh guru untuk memperkenalkan diri jadi aku bisa langsung duduk, aku memilih meja yang berada 1 meja di depan meja dia soalnya kami duduknya dulu satu meja 2 orang.
Nah disitulah terjadi tragedy selanjutnya yaitu:
Dafa: Co kau masuk sini juga ya ? kemaren kok ga dateng ?
Dia menyapaku saat aku mengambil tempat duduk.
Aku: Ya cemana aku mau dateng, akunya sakit dirumah.
Nah ada anak yang duduk disamping si Dafa waktu itu, namanya si Egi. Nah si Egi nih orangnya kocik, tonggos namun kulitnya putih.  Kalau dua orang yang duduk di depan Egi dan Dafa adalah Audy dan Yazid. Audy orangnya kribo, tingginya lumayan dan kulitnya putih. Kalo si Yazid gemuk, kulitnya coklat dan tingginya se-Audylah. Nah yang duduk disamping aku nih namanya Andre, orangnya sedang, kulit coklat dan genius beda jauh ama aku yang 2+2 aja 5.
Di sekolah kami itu ada sebuah peraturan yang membedakan antara Kristen dan muslim. Kalo yang Kristen celana pendek dan kalo yang muslim celana panjang. Nah aku kan hobinya main bola dan kebetulan banget di sekolah itu ada lapangan buat main bola jadi aku piker lebih bagus makek celana pendek biar enak main bolanya gitu. Alhasil aku beli celana pendek walaupun aku muslim.
Sebelum permasalahan tentang salah beli celana terjadi, terjadilah perkenalan *Teng teng teng* :
Egi:Hai aku Egi, salam kenal.
Yazid:Dia saudaramu ya daf ?
Yazid bertanya pada Dafa dahulu sebelum memperkenalkan diri.
Dafa: Iya.
Dafa terlihat malas saat menjawab pertanyaan Yazid, mungkin ia kurang suka bersaudara denganku.
Yazid:Oh, Salam kenal ya aku Yazid.
Audy:Kalo aku Audy.
Andre:Hai Andre.
Aku pun membalas semua ajakan salam kenal itu dengan menjabat tangan mereka dan juga mengucapkan namaku. Nah kejadian masalah celana panjang pendek ini terjadi saat mau pelajaran agama. Egi, Yazid, Audy dan Dafa ini muslim sedangkan Andre Kristen jadi gini:
Andre: Co, udah mau pelajaran agama nih. Kita bareng  yok.
Ajak Andre sambil senyam-senyum, mungkin ia senang bisa berteman dekat denganku.
Dafa: Eh dre dia agama islam lho.
Senyuman diwajah Andre langsung hilang saat Dafa mengatakan hal tersebut.
EGi: Hah betulan lo?
Egi tampak sangat kaget dengan kebenaran tersebut.
Dafa: Ya iyalah dia kan sodaraku.
Audy: Jadi kok dia makek celana pendek?
Audy langsung berkomentar.
Dafa: Ya ko tanyak ajalah orangnya langsung.  
Audy: Eh co, kau kok ga pakek celana panjang ?
Aku:Emang perlu ya dy ?
Aku tampak seperti anak idiot atau mungkin lebih parah.
Mereka semua menggeleng-gelengkan kepala lalu menepuk jidat dan berkata serentak “YA IYALAH WOI !!!”.
Setelah itu tiba tiba bu guru agama masuk ke kelas kami. “Ok anak anak yang Kristen silahkan pergi ke perpustakaan ya, disana guru kalian sudah menunggu.” Perintahnya.
“Ok buk.” Semua siswa Kristen membalas serentak.
AKu: Jadi aku gimana nih Daf ?
Aku mulai keringatan, gimana nanti kalo aku disuruh pergi belajar agama Kristen atau gimana kalo sampai panggil ortu ?
Dafa: Ya udahlah, bilang aja lo salah beli celana.
Dafa terlihat tak acuh dan tidak terlalu peduli pada masalah yang kualami
Aku langsung ngangguk ngangguk.
Aku:Ok Daf siap.
Untungnya hari itu aku selamat dan guru menggangapnya wajar karena baru masuk satu hari eh langsung ada pelajaran agama. Akhirnya pas pulang sekolah aku lapor ama nyokap dan bokap tentang celana itu. Alhasil bokap marah marah tapi akhirnya dibeliin sih celananya.
.
.
Ok kalo sukak cerita ini bisa ditunggu kelanjutannya tapi kalo gak suka ya gapapa sih. Me RAPOPO!!!
Sori kalok ga lucu, emang sebenarnya ga niat melawak tapi kalo menurut anda lucu. Makasih deh… Leluconnya garing semua akhhh, memang ga pande ngelawak sih :v